DISKRIMINASINYA KAUM WARIA

DISKRIMINASINYA KAUM WARIA

( Tinjauan Permasalahan Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme )

Di Indonesia transgender atau waria merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap perlakuan diskriminatif. Mereka yang memiliki identitas gender dan orientasi seksual yang berbeda cenderung tidak mendapat banyak pilihan dalam menjalankan kehidupannya di tengah masyarakat. Misalnya saja terkait akses pendidikan dan hak atas pekerjaan yang layak.

Waria juga tidak dapat dipisahkan dari permasalahan sosial, budaya, dan agama karena semua itu memiliki hubungan yang saling berkaitan. Salah satu dari wacana waria yang perlu mendapatkan perhatian adalah soal transgender atau waria. Apabila ditinjau lebih jauh, problematika waria memiliki kompleksitas yang multiaspek. Diantaranya seperti waria yang memiliki permasalahan dengan sesama waria, salah satunya adalah soal diskriminasi internal.

Adapun bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami mereka adalah marginalisasi, stereotip, subordinasi, dan kekerasan. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya diskriminasi internal seperti faktor ekonomi, faktor gender, faktor agama, dan faktor sosial budaya. Dampak yang dirasakan oleh kelompok waria kelas bawah juga meliputi beberapa aspek, di antaranya secara ekonomi dan sosial.

Masalah diskriminasi kerap berhubungan dengan faktor kelas. Uniknya, di tempat di mana masyarakatnya berpendidikan dan berduit, orientasi seksual dan ekspresi gender LGBT tidak jarang menuai masalah. Berbeda halnya dengan di perkampungan yang masih bisa menoleransi kehadiran mereka sebagai pekerja. Meski, tak jarang pula, malah menuai beragam masalah, seperti yang terjadi di Aceh.

Namun, ketika waria yang mengalami diskriminasi ini melaporkan ke polisi, mereka malah mendapatkan diskriminasi dari polisi. Kalau ada waria melapor, tak jarang respons yang mereka terima dari polisi adalah ditertawakan. Aparat penegak hukum dan pemerintah sering kali masih bertindak diskriminatif terhadap LGBT, khususnya transgender.

Saat ini, yang dapat dilakukan adalah, saling memberikan dukungan sosial dalam serikat buruh itu sendiri. Para buruh LGBT dapat saling mendukung di tempat kerja. Namun, diperlukan kebijakan dari pemerintah yang lebih nyata.









Komentar

Postingan Populer