ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
Studi kelayakan
bisnis aspek teknik dan teknologi yaitu untuk meyakini secara teknis dan
pilihan teknologi, mengenai rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau
tidak layak, baik pada saat pembangunan bisnis berjalan atau operasional secara
rutin. Manajemen operasional merupakan suatu fungsi atau kegiatan manajemen
yang meliputi adanya perencanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan,
dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi yang merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan untuk mengubah masukan menjadi
keluaran, sehingga keluarannya bisa lebih bermanfaat dari masukannya. berikut
ini akan dibahas aspek teknik dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis
seperti di bawah ini:
Ø
Rencana
Produksi
Setelah beberapa alternatif pilihan
ide produk sudah tersaring, maka selanjutnya akan dikaji mengenai produk
atau beberapa produk, apa yang menjadi prioritas untuk diproduksi.
Umumnya, untuk menetapkan produk tersebut akan dilakukan melalui tahapan – tahapan
pekerjaan , tahapan itu meliputi diantaranya:
·
Menentukan
Ide Produk dan Seleksi
·
Membuat
Desain Produk Awal
·
Membuat
Prototipe dan Pengujian
·
Implementasi
Ø Penentuan Strategi Produksi dan
Perencanaan Produk
Agar jasa dapat memenuhi kebutuhan konsumennya, sebelum
melempar jasa ke pasar, biasa nya perusahaan lebih dulu melakukan kegiatan
penelitian, seperti penelitian pasar dan pemasaran. Berdasarkan masukan yang
diperoleh dari penelitian pasar dan pemasaran ini, ditetapkanlah macam-macam
produk sebagai alternatif. Mengacu pada produk ini akan dikaji pula kaitannya
dengan aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan, SDM, dan lainnya. Selanjutnya,
berdasarkan desain yang ditetapkan tersebut, perencanaan proses produksi
dilakukan dengan menetapkan rincian spesifikasi pross serta urusan secara
cermat.
Ø Proses Pemilihan Teknologi untuk
Produksi
Teknologi untuk memproduksi barang maupun jasa telah dan
terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Kemajuan teknologi hendaknya
berdampak efisiensi yang tinggi dalam proses produksi sekaligus menghasilkan
produktivitas yang tinggi pula. Namun, selain terdapat keuntungan-keuntungan
adapula kelemahan-kelemahan dalam hal perkembangan teknologi ini. Misalnya,
perkembangan teknologi belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaan
maupun lingkungan exsternalnya.
Dalam studi kelayakan proyek hendaknya diperhatikan pula
jenis dan jumlah tenaga ahli, bahan baku dan pembantu tersebut serta
kemungkinan pengadaan dan biayanya, baik untuk jangka pendek maupun panjang.
1. Faktor pengadaan teknologi
Untuk proyek-proyek seperti ini faktor pengadaan teknologi,
termasuk tenaga ahli tidak terlalu sulit; yang perlu diperhitungkan oleh
pemilik proyek hanyalah penyediaan tenaga lokal yang akan menerima pendidikan
dari tenaga ahli produsen mesin. Dalam hal ini faktor pengadaan teknologi
berikut tenaga ahlinya harus benar-benar diperhitungkan, termasuk jumlah
biayanya.
2. Pemilihan mesin dan peralatan
Pemilihan mesin dan peralatan seta jenis teknologi mempunyai
hubungan yang erat sekali. Keadaan tersebut menjadi lain bilamana pengadaan
teknologi dan mesin harus dilakukan secara terpisah. Macam-macam faktor non
teknologis yang lainnya:
(a) Keadaan infrastruktur dan
fasilitas pengangkutan mesin dari tempat pembongkaran pertama sampai ke lokasi
proyek.
(b) Keadaan fasilitas pemeliharaan
dan perbaikan mesin dan peralatan yang ada di sekitar lokasi proyek.
(c) Kemungkinan memperoleh tenaga
ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.
3. Gedung dan bangunan lain
Berdasarkan penentuan jenis teknologi dan mesin serta
peralatan yang akan digunakan, disusunlah perkiraan jumlah biaya yang
diperlukan untuk membangun gedung pabrik serta bangunan lain yang diperlukan.
Dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan untuk biaya kebutuhan dana
pembangunan gedung yaitu:
(1) Biaya pematangan tanah;
(2) Biaya pembangunan gedung terdiri
dari gedung pabrik, kantor gudang, ruangan rekreasi dan perumahan karyawan inti
(jika diperlukan)
(3) Biaya pembangunan pagar, selokan,
jalan, tempat parkir, penerangan, instalasi untuk menetralkan limbah dan
sebagainya.
4.
Penentuan
Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas
dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat
dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (output). Contoh
kapasitas dari masukan (input), misalnya adalah kapasitas suatu
perguruan tinggi dapat dilihat dari kemampuannya untuk menampung mahasiswa;
kapasitas mesin komputer didasarkan pada jam kerja operasi per harinya. Contoh
kapasitas dari keluaran (output) misalnya, pabrik tempe di ukur dari
kemampuannya meghasilkan tempe; kapasitas perusahaan jasa rekrument ditentukan
dalam penyeleksian calon karyawan. Untuk menjaga agar proyek tidak merugi
karena strategi ini, maka hendaknya diperhitungkan agar jumlah kelebihan kapasitas
produksi masih di bawah tingkat titik impas (break even point) proyek yang
direncanakan.
4.
Lokasi
Usaha dan Layout
Ø Lokasi Usaha
Ada tiga faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan
penentuan lokasi yaitu:
(1) Strategi pemerintah dalam
pembangunan proyek industri.
Pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah mempunyai
peranan tertentu dalam menunjang pembangunan industri dalam negeri. Peranan
tersebut berupa dukungan, bimbingan ataupun pemberian keringanan dan fasilitas
yang kadangkala dikaitkan dengan kegiatan investasi proyek di daerah-daerah
yang ditentukan.
(2) Bobot pengaruh letak daerah
pemasaran produk dan sumber bahan baku terhadap efisiensi operasi proyek.
Pusat daerah pemasaran produk dan sumber bahan baku
mempunyai pengaruh yang berlainan pada tiap jenis industri. Ada industri yang
memerlukan lokasi di dekat pusat pemasaran produk, ada jenis lain yang perlu
berdekatan dengan sumber bahan baku. Cara yang paling sederhana dalam
menentukan lokasi proyek sehubung dengan letak pasar dan bahan baku, adalah
memperbandingkan kemudahan dan biaya pengangkutan bahan baku ke pabrik dengan
barang jadi dari pabrik ke pusat pemasaran.
(3) Faktor lingkungan setempat.
Kondisi infrastruktur lokasi yang diteliti merupakan salah
satu faktor utama yang harus diperhatikan sebelum menentukan pilihan. Dalam
banyak hal kondisi infrastruktur juga akan mempunyai saham atas besar kecilnya
jumlah biaya yang diperlukan untuk membangun proyek secara keseluruhan.
Ø Layout (Tata Letak)
Tujuan utama layout adalah optimalisasi pengaturan
fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi
menjadi maksimum. Berbagai pola layout seperti layout fungsional, layout
produk, layout kelompok, layout posisi tetap dapat diterapkan dalam perusahaan.
Namun yang terpenting dari penentuan layout adalah memenuhi tujuan utama sebagaimana
tersebut diatas.
Adapun kriteria yang dapat digunakan untuk menilai layout
pabrik menurut Suad Husnan dan Swarsono sebagai berikut :
§ Adanya
konsistensi dengan teknologi produksi
§ Adanya arus produk dalam proses yang lancar
dari proses satu ke proses yang lain.
§ Penggunaan ruangan yang optimal
§ Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah
melakukan penyesuaian maupun ekspansi
§ Meminimalisasi biaya produksi dan memberikan
jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.
Bagi bisnis jasa, tataletak (layout) fasilitas jasa yang
tersedia akan berpengaruh pada persepsi pelanggan atas kualitas suatu jasa.
Jadi, persepsi pelanggan terhadap suatu jasadapat di pengaruhi oleh suasan yang
dibentuk oleh eksterior fasilitas jasa tersebut, sehingga tataletak dan
lingkungan tempat penyampaian jasa penting diperhatikan.
Rencana Operasional Jumlah Produksi
Aktifitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik,
sehingga jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit. Dalam industri jasa, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi
perencanaan jumlah produksi perusahaan, yang biasanya dijadikan sebagai
pembatas terhadap jumlah produksi yang akan dihasilkan. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah:
v Permintaan. Jumlah permintaan konsumen dapat
diperkirakan dengan cara-cara seperti yang telah dipaparkan pada bab mengenai
aspek pasar dan pemasaran di depan.
v Kapasitas. Jumlah permintaan hanya dapat disediakan
berdasarkan pada kapasitas yang dimiliki oleh sumber daya yang tersedia, terutama
SDM.
v Suplai bahan. Biasanya, jumlah bahan yng tersedia
terbatas, bukan hanya jumlah, akan tetapi juga kesinambungan penyediaan, usia
bahan, dan fluktual harganya.
v Modal kerja. Kemampuan modal kerja dalam membiayai
produksi hendaknya tersedia sesuai dengan kebutuhannya.
6.
Rencana
Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan Barang Jadi
Persediaan barang dalam kegiatan proses jasa biasanya
digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam
ataupun utnuk menghadapi kemungkinan berkurangnya suplai bahan baku agar proses
jasa tidak terganggu. Jumlah persediaan barang hendaknya sesuai dengan
kebutuhan, janga terlalu banyak atau terlalu sedikit. Untuk mengendalikan hal
seperti ini memerlukan manajemen persediaan. Manajemen persediaan barang ada 2
macam, yaitu yang permintaannya bersifat independen, dimana permintaan bahan
tidak tergantung pada produksi barang lain; dan yang bersifat dependen, dimana
sifat permintaan barang yang tergantung pada jumalah suatu produk yang dibuat.
Bahan baku, Pembantu dan Pendukung Lainnya
Agar dapat bekerja dengan lancar proyek membutuhkanbahan
baku, pembantu dan bahan pendukung operasi pabrik dalam jumlah tertentu.
Bahan-bahan tersebut harus dapat memenuhi standar syarat teknis produksi yang
ditentukan misalnya standar mutu, serta dapat tersedia dalam jumlah yang cukup
setiap saat diperlukan.
Ø Bahan baku dan pembantu
Tersedianya bahan baku dan pembantu secara konstan dengan
harga yang wajar merupakan salah satu syarat agar proyek dappat beroperasi
secara sehat di bidang teknis dan komersial.
Ø Bahan pendukung operasi pabrik
Di samping bahan baku dan pembantu, semua jenis pabrik
membutuhkan berbagai macam bahan pendukung operasi sehari-hari misalnya minyak
solar, air, tenaga penggerak dan suku cadang mesin.
Pendirian Usaha atau proyek yang dekat dengan bahan baku
juga mempunyai beberapa keunggulan, antara lain supply bahan
mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha, ongkos angkut bahan lebih
murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk dilakukan. Dilihat dari ongkos
angkut bahan mentah, apabila jumlah bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar
daripada bahan jadi sebagai akibat proses produksi, lokasi usaha/proyek yang
dekat dengan bahan baku lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
7.
Pengawasan
Kualitas Produk, Baik Dalam Bentuk Barang Ataupun Jasa
Kualitas jasa merupakan suatu kesatuan karakteristik
tertentu yang menentukan apakah jasa dapat memenuhi haraan para konsumen.
Kualitas dapat dipahami dengan menggunakan trilogi manajerial, yang meliputi
perencanaan, perbaikan, dan pengendalian. Trilogi yang sama dapat juga di
terapkan pada bidang kualitas.
Perencanaan kualitas. Aktifitas ini terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
v Menentukankan siapa konsumennya
v Menentukan apa kebutuhan atau keinginan
konsumen
v Mengembangkan jasa dan kualitas yang sesuai
v Mengembangkan proses jasa sebagai pedoman
bagian operasi/produksi.
Pengendalian kualitas. Aktivitas ini dilakukan pada
tahap operasi, langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
v Evaluasi performansi aktual.
v Membandingkan performansi aktual dengan sasaran
yang direncanakan.
v Mengambil tindakan terhadap penyimpangan
Perbaikan Kualitas. Ketiga aktifitasa dari trilogi itu
ditujukan untuk mencapai tingkat yang lebih baik dri pada sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar